Kamis, 24 Mei 2012

Suara Si Kupu-Kupu Malang

Aku adalah wanita terasing. Terpojok diantara sudut ruangan yang membelenggu. Aku tutup mataku dan berharap berada di tempat berbeda. Namun semuanya sama.
“Tuhan, mengapa aku berbeda?”.  Aku bertanya kepada Tuhan
“Diantara perbedaan yang kamu miliki, kamu mempunyai kelebihan yang tidak mereka punya.” Jawab Tuhan yang berbisik kepada hati kecilku.
Aku merenung.
“Tapi mengapa keadaanku seperti ini? Dan mengapa mereka memperlakukanku seperti ini? Apakah aku tak pantas hidup di dunia ini? Lantas, mengapa aku dilahirkan?” Aku mengelak.
“Keadaanmu seperti ini karena kamu tak mau berusaha bangkit. Kamu mengalah dengan kekejaman kehidupan ini. Tuhan tak akan mengubah takdir seseorang kecuali dia mau berusaha.” Hati kecilku menjawab.  Aku menangis dan tak kuat menahan setiap air mata yang meleleh dipelupuk mataku.
“Tapi aku tak mampu mendengar setiap kata-kata yang keluar dari bibir mereka yang mengatakan tubuhku tidak utuh. Seperti memekakan telinga. Jemariku bergetar, tubuhku terguncang, hatiku tak mampu menahan semua kekejaman ini.”
“Ingatlah. Tangisanmu sekarang adalah tangisan kebahagiaanmu nanti. Dan tawa mereka yang sekarang adalah tawa kesedihan mereka nanti. Kamu tak perlu takut sendiri karena ada Tuhan disampingmu.” Hati kecilku berbisik lagi.
            Aku adalah wanita malang yang hanya bisa duduk bersandarkan tongkat dan  mata pisau yang siap menusuk menghadangku. Aku terkucil diantara manusia-manusia bahagia. Aku terpojok diantara makhluk-makhluk Tuhan yang terbang bersama senyum manisnya. Tapi aku tidak.
            Mungkin aku tidak secantik mereka yang punya pesona lebih. Aku tidak sekaya mereka yang mempunyai segalanya mewah. Aku tidak sepandai mereka yang membuatnya menjadi lebih tidak berarti. Dan aku tidak bisa seperti mereka.
            Aku adalah aku. Semua orang menganggap aku berbeda. Tapi Tuhan tidak. Setiap orang memang diciptakan berbeda. Mempunyai kelemahan dan kelebihan masing-masing. Tuhan Maha Adil. Kasih sayang Tuhan kepada Hambanya tak akan habis. Tetapi aku bersyukur pada Tuhan, aku masih mempunnyai orang-orang yang tulus menyayangi aku. Keluarga, dan para sahabat-sahabarku.
“Tuhan, Jika aku boleh meminta. Sayangilah orang-orang yang menyayangi wanita malang sepertiku. Wanita yang sebenarnya tak pantas untuk disayangi. Wanita yang hanya untuk disakiti. Tuhan, Aku lelah dengan hiruk pikuk dunia ini. Setiap nafas yang berhembus, ingin ku persembahkan untuk mereka yang menyayangi aku.”