Rabu, 22 Agustus 2012

My Childhood


Masa Lalu memang tidak untuk diingat tetapi untuk dikenang dan diambil pelajaran. Masa lalu memang tak semuanya indah, tetapi dari masa lalu kita bisa belajar arti sebuah kehidupan.
Dua belas tahun silam adalah sebuah masa lalu. Dua belas tahun silam aku telah diperkenalkan dengan masa kecil. Masa dimana aku menemukan teman seperti mereka. Sebuah masa dimana aku masih belum mengerti kehidupan. Mereka yang mengajari aku tentang semua ini. Dua belas tahun silam, aku masih duduk di bangku kelas 1 Sekolah Dasar. Dimana aku masih belajar membaca Ini Ibu Budi. Ini Bapak Budi. Dan aku bukan Budi tapi Fira  . Sebuah masa dimana aku masih merengek dan menangis. Dimana aku masih ingin bermain dan terus bermain. Dimana aku masih belum bisa menghargai hidup. Dimana aku mengenal teman teman masa kecilku. ( Ely, Fifi, Dela, Fida, Bayu, Wahyu, Evi, Nisa’, Irwanto, Afif, Mat, Agus, Nur, Didit, Devi, Arnita, Novi, Ditta, Ningsih, Heru, Aldi, Purnomo, Ainun, Rexi, dll) . Aku sayang kalian semua :*
Bagaimana kabar kalian? Pasti sudah menjadi seorang remaja yang tampan dan cantik. Dua jam yang lalu aku bertemu dengan salah seorang temanku. Sebut saja namanya Ahmad Irwanto. Tak berani menyapa. Sebenarnya ingin bercengkeramah. Tapi mungkin lain kali saja. Aku masih ingat saat SD. Kamu masih gagap? Hehe  . Dia sering dibuat bahan pertunjukkan dengan gagapnya itu.
Aku masih ingat sebuah kenangan bersama kelompokm Venus. Canda tawa kita saat menanam kebun bersama. Canda tawa kita saat membuat sebuah drama. Canda tawa kita saat di kelas . Anggota kelompok Venus adalah Mega Safira Mahardini, Dwi Nurdiansyah, Devi (Maaf lupa nama lengkap), Jamik Agus Pranoto, Didit (Maaf lupa nama lengkap juga). Terimakasih atas kerjasamanya dulu ya kawan.
Aku masih ingat sebuah kenangan dimana aku menemukan cinta monyet  (inisial MWK). Tak perlu ditanya siapa. Pasti dunia sudah tahu tentang kenangan ini. Entah aku tak tahu kapan kita memulai percintaan monyet ini . Di mulai kelas 4 SD. Saat itu hari jum’at, salah seorang temanku (inisial A) menceritakan kalau dia menyukaimu. Jauh didalam jiwa ini, aku juga mengagumimu. Keesokan harinya semua teman memaksa aku untuk menandatangani bola cinta itu. Bola cinta adalah sebuah bola yang ditanda tangani oleh mereka yang sebenarnya memendam perasaan saling menyukai. Dengan terpaksa dan sedikit bangga aku menandatangani bola itu. Kamupun juga dan akhirnya kita jadian . Dua tahun bersamamu mengesankan. Terimakasih atas minuman dan jajan yang kamu kirim setiap hari , terimakasih atas cincin dan kalungnya , itu semua memotivasi aku setiap hari untuk menjadi lebih baik dan memotivasi aku disetiap perlombaan-olimpiade yang aku ikuti. Sampai aku bisa masuk the best ten olimpiade bidang IPS se-Gresik, sampai aku bisa masuk the best five siswa berprestasi. Terimakasih atas semuanya boy! Ini semua pengalaman yang sungguh Konyol!! :D
Aku masih ingat saat kita semua (teman SD) bermain lompat tali, main pencuri-polisi, main petak umpet, jail jailan. Aku rindu semua kenangan itu. Andai kita masih sama sama. Pasti kita sekarang sudah menjadi sahabat baik. Suatu saat nanti aku ingin kita dipertemukan kembali saat masing masing sudah sukses dengan karirnya. Aku akan berdoa selalu untuk kalian. Aku mencintai kalian semua. :*

With you, It was the best memories that i ever had

Senin, 13 Agustus 2012

DAMN!


Damn! Aku benci dengan masa itu. Tetapi terkadang aku rindu akan masa masa itu. Sebuah masa dimana kesabaranku telah diuji oleh Tuhan melalui manusia manusia itu. Dimana kebahagiaan seketika hanyut dan tak bisa merasakannya. Dimana ego dan lisan bekerjasama menembus nadi, merasuk ke dalam jiwa. Berusaha mengoyak pikiran yang dirasukinya. Dimana hati dan nurani dipertanyakan. Dimana raut wajah memiliki beribu arti. Dimana ego dan lisan saling mempengaruhi.
Sebenarnya aku tak berharap kebersamaan itu terulang kembali. Karena hanya menimbulkan luka lama yang tak kunjung padam. Aku lebih bahagia dengan mereka. Bukan kalian. Aku lebih dapat menghargai arti kekeluargaan dan kebersamaan bersama mereka. Bukan kalian. Aku tak butuh manusia seperti kalian. Aku tak butuh manusia yang selalu mencampuri urusan manusia lain. Aku hanya butuh dihargai. Cukup.
Tenggelam di jurang kenistaan. Sungguh nista dimata kalian. Terima kasih. Entah, sampai kapan akan berujung. Mengarungi laut yang begitu luas dan tak bisa menepi. Hanya bisa mengambang. Hanya bisa bertengadah memohon ampunan Allah. Dan meminta bantuan dan kasih sayangNya.
Rasa malasku terpupuk ketika kebersamaan itu terjalin. Tak pernah terlintas dalam benakku, Mengapa? Maafkan aku Tuhan.