Damn! Aku benci dengan masa itu. Tetapi
terkadang aku rindu akan masa masa itu. Sebuah masa dimana kesabaranku telah
diuji oleh Tuhan melalui manusia manusia itu. Dimana kebahagiaan seketika
hanyut dan tak bisa merasakannya. Dimana ego dan lisan bekerjasama menembus
nadi, merasuk ke dalam jiwa. Berusaha mengoyak pikiran yang dirasukinya. Dimana
hati dan nurani dipertanyakan. Dimana raut wajah memiliki beribu arti. Dimana ego
dan lisan saling mempengaruhi.
Sebenarnya aku tak berharap
kebersamaan itu terulang kembali. Karena hanya menimbulkan luka lama yang tak
kunjung padam. Aku lebih bahagia dengan mereka. Bukan kalian. Aku lebih dapat
menghargai arti kekeluargaan dan kebersamaan bersama mereka. Bukan kalian. Aku
tak butuh manusia seperti kalian. Aku tak butuh manusia yang selalu mencampuri
urusan manusia lain. Aku hanya butuh dihargai. Cukup.
Tenggelam di jurang kenistaan.
Sungguh nista dimata kalian. Terima kasih. Entah, sampai kapan akan berujung.
Mengarungi laut yang begitu luas dan tak bisa menepi. Hanya bisa mengambang.
Hanya bisa bertengadah memohon ampunan Allah. Dan meminta bantuan dan kasih
sayangNya.
Rasa malasku terpupuk ketika
kebersamaan itu terjalin. Tak pernah terlintas dalam benakku, Mengapa? Maafkan
aku Tuhan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar