Kamis, 29 Maret 2012

Merindukan Rembulan


Rindu. Mungkin itu yang aku rasakan sekarang. Rasa itu begitu menjelma dalam sanubariku. Yang aku lakukan sekarang adalah mengenang masa lalu. Apalagi mengenangmu. Begitu indah masa masa dimana aku menghabiskan waktu denganmu sahabat.
          Sebuah video yang mengingatkan aku tentangmu. Kamu memang bukan yang pertama menjadi pengisi hati ini sobat, tapi kamulah satu-satunya kenang terindah dalam masa laluku. Aku begitu larut dalam akan perasaan ini. Perasaan yang melebihi dari seorang sahabat.
          Aku masih ingat saat pertama kali kita bertemu. Kau berlari dan menabrakku. Mengesalkan. Tapi waktu itu aku belum begitu mengenalmu. Hanya mengenalmu dari sebuah nama yang tak asing ditelingaku. Naik kelas 8. Dan ternyata kita sekelas. Awalnya kau begitu pendiam. Dan sangat pendiam. Hingga suatu hari kita semakin dekat dan semakin larut akan perasaan ini. Sebuah perasaan yang terlalu manis untuk dilupakan, dibuang, dan semacamnya. Aku tak akan menyebut siapa yang kumaksud. Karena pasti dunia tahu tentangmu. Tentang kisah kita. Semua orang mengira kita lebih dari sebuah persahabatan tapi memang kenyataannya kita adalah sepasang sahabat. Kamu sering menceritakan tentang sosok yang kamu kagumi. Tapi kamu juga tak pernah menyebut nama sosok itu. Kamu berhasil membuatku penasaran. Apakah yang kamu maksud itu adalah aku? Entah aku tak tahu pasti.
          Mungkin kamu masih ingat saat aku terjatuh dan kamu mengulurkan tanganmu. Begitu tak terduga. Kamu memang baik. Kamu mengisi setiap pesan di telpon genggamku. Setiap malam kau membangunkan aku dengan suara telpon genggamku yang berdering yang menerima panggilan darimu. Aku masih ingat saat menelponmu dan ternyata adik kecilmu yang lucu itu mengangkatnya. Suara yang membuat aku ingin tertawa geli. Seperti kebahagiaan yang begitu sempurna. Satu hal yang harus kamu tahu, aku mengagumimu sobat.
          Aku masih ingat saat kita kerja kelompok bersama. Kerja kelompok Geografi lebih tepatnya. Kamu mengeluarkan lelucon-leluconmu yang membuat aku tertawa bahagia. Aku juga masih ingat saat disuruh mencari kelompok matematika. Sebenarnya kamu ingin sekelompok dengan ku kan? Tapi rasa gengsimu mendahului keinginanmu yang sejujurnya sama dengan keinginanku. Aku juga masih ingat saat kamu mengira aku sekelompok study  tour denganmu. Kamu terlihat bahagia. Padahal kita berbeda mata pelajaran. Kamu mata pelajaran sejarah sedangkan aku mata pelajaran ekonomi. Saat itu aku berharap sekali kita bisa se-mata pelajaran. Ternyata kala itu Tuhan tidak berpihak bersama kita sobat.
          Aku masih ingat kebiasaanmu mengupil, buang udara sembarangan. Kamu jorok yaa?! Tapi aku tetap mengagumimu. Aku juga masih ingat kebiasaanmu setiap hari yang membuat aku marah. Kamu sering dengan tidak jelas membelai-belai rambut kesayanganku dari belakang. Dasar USIL. Tapi aku sayang kamu sobat. Aku juga teringat tentang keinginanmu yang begitu ingin sekali menjadi seorang pemain sepakbola, khususnya pemain Persebaya dan pemain TIMNAS. Dan aku masih ingat pemain favoritmu adalah Andik Odang (gelandang persebaya). Aku juga masih ingat saat kamu memberikan permen itu khusus buat aku. Begitu tak disangka. Aku masih ingat saat kamu bela wanita sepertiku ini didepan orang yang mencintaimu setulus hatinya tetapi kamu tidak mencintainya. Terimakasih sobat. Kau Kenangan Terindah. Indah sanubarimu kasih.
          Semua pertanyaan terlontar dari mulut mereka yang tak tahu jelas mengenai hubungan kita. Tak pernah aku ragu akan persahabatan kita yang dibumbui dengan aroma cinta antara kita. Tapi kau berubah semenjak kenal dengan wanita itu yang menyukaimu. Apakah kamu mengerti perasaanku sebenarnya kala itu? Sedih, marah. Inginku marah pada dunia. Tapi aku tak tahu harus bagaimana. Aku pasrahkan saja semuanya. Tetapi rumor yang kudengar kamu tidak mencintainya bahkan kamu tak pernah memperdulikannya. Kita akhirnya semakin jauh dan jauh . Tapi kita masih sering saling tatap dan sapa. Hingga suatu saat kita kembali lagi tapi tidak bisa seperti dulu. Ada jarak , waktu, suasana yang memisahkan kita. Sejujurnya aku bahagia. Sering aku lewat didepan rumahmu hanya untuk menemuimu dan merasakan gelora asmara yang membara dan kau mengumbar senyum. Aku bahagia. Kini kau sudah berumur 17 tahun. Kamu memperingati hari kelahiranmu pada tanggal 13 Desember.  Kita sudah beranjak dewasa. Semoga kau berhasil dan bisa meraih semua keinginanmu. Termasuk menjadi pemain sepakbola. Mungkin saat ini aku hanya bisa mengirimkan salam dan rinduku ini lewat bisikan angin dan terangnya bulan purnama yang menghiasi malam ini. Sekian ceritaku tentangmu. Selamat malam sobat. Aku merindukanmu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar