Senin, 19 Maret 2012

Tentangmu (Lelaki Berkumis Tipis)

Mungkin hari ini adalah hari yang paling bahagia bagi seorang wanita sepertiku. Inginku memutar waktu. Inginku menahan waktu dimana aku bersamamu kala itu. Bau harum aroma tubuhmu, masih melekat di hidungku.  Suara bisikanmu masih terngiang di telingaku. Bayangan wajahmu masih terbayang dipikiranku. Tuhan masih mengijinkan aku untuk dekat denganmu. Terima kasih Tuhan.

Kamu.. Iya Kamu.. Kumis tipis menghiasi senyuman manismu. Setiap kata dari ucapanmu begitu manis terucap dari mulutmu. Kau begitu Indah. Kebaikanmu, caramu berjalan, caramu bertutur kata, caramu membuat lelucon membuatku terhanyut akan imajinasiku. Aku terperangkap dalam dimensiku tentangmu. Aku begitu nyaman duduk di belakangmu. Menghirup setiap nafas yang kau hirup. Merasakan getaran disetiap denyut jantungmu. Maukah kamu menjadi sandaran hati ini?

Aku masih teringat saat kau menawarkan agar aku duduk di boncengan sepeda mio merahmu itu. Itu adalah saat pertama kali kita bertutur kata secara langsung. Saat itu kita hampir mati bersama. Untungnya Tuhan masih memberikan kesempatan kita untuk hidup. Disaat itu pula aku menyadari, betapa nyamannya aku berada di dekatmu. Inginku memilikimu. Memiliki atas apa yang kamu miliki. Kau terindah...

Sehari saja kau tak memberi kabar, terasa hampa jiwa ini. Tatapan matamu, begitu indah. Setiap mata memandangmu pasti tak kuat melihat pancaran sinar rembulan yang keluar dari bola matamu itu. Kulit ini mengering, mata terpana ketika melihatmu tertawa. Aku bahagia bisa bertemu dengan sesosok lelaki rupawan sepertimu. Mungkin kamu tak menyadari akan aura yang terpancar disetiap lekuk tubuhmu. Indah.. Memang Indah,

Terima Kasih Tuhan..
Karena Engkau telah menciptakan manusia yang begitu indah kepribadiannya
Karena Engkau telah mempertemukan aku dengan lelaki yang penuh aura sepertinya.
Karena Engkau telah memberikanku kesempatan untuk lebih dekat dengannya
Karena Engkau telah mengirimkan rasa ini padaku, Semoga dia juga merasakan rasa yang sama

Tuhan..
Jika boleh aku meminta,
Aku ingin memilikinya. Memiliki setiap nafas yang bersatu didalam sanubarinya.
Aku ingin membangun jembatan cinta yang menyatukan perasaan kami.
Aku ingin merasakan indah dan pahitnya hidup bersamanya.
Aku ingin menggoreskan setiap langkahku dicatatan takdir kehidupannya.
Aku ingin agar kami bisa bersatu dalam naungan perasaan atas nama cinta.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar